yup, destination nowhere.....
Hari minggu 14 November 2010 kemarin, perusahaan tempat saya bekerja meresmikan salah satu bangunan kerohanian umat kristen, sebagai salah satu fasilitas yang wajib disediakan oleh perusahaan bagi karyawan nasrani. harapan saya pribadi, dengan adanya gedung balai kerohanian (binaan dari gereja yang sudah mandiri, apabila sudah waktunya, akan menjadi gereja mandiri), dapat membangun kesatuan umat kristiani di tempat saya bekerja.
anyway, kegiatan protokoler gerejawi mengenai peresmian gedung ibadah terus berjalan hingga selesai, yang ditandai dengan agenda penerimaan berkat dari pendeta yang memimpin kebaktian saat itu. setelah itu, satu persatu agenda di lewati, dan sampai pada sambutan. sambutan berasal dari pendeta persekutuan gereja, dan sambutan dari management tempat saya bekerja.
Deputi COO tempat saya bekerja, yang kebetulan beragama Katolik, dengan kesediaannya berjalan menuju sebuah mimbar yang kecil, sambil menenteng alkitab, yang saya lihat berbahasa Korea. Beliau mulai memaparkan satu persatu fasilitas yang akan disediakan oleh perusahaan, mulai dari falilitas transaksi (bank), belanja (minimarket), telefon selular, dll. saat itu, yang muncul dalam pemikiran saya, "it's sound so management speech....".
Tiba-tiba, beliau mengangkat topik mengenai kisah dalam alkitab, mengenai tokoh Abram yang dipanggil Tuhan. Inti dari cerita tokoh Abram ini, adalah bahwa Abram mengalami suatu perjalanan Destination Nowhere. Why? because ketika Abram dipanggil oleh Tuhan, dia tidak tahu kemanakah dia hendak pergi. Yang dia tahu, bahwa dia harus meninggalkan seluruh harta miliknya, meninggalkan kemakmuran yang sudah ada, dan meninggalkan seluruh kenyamanan yang dimilikinya. Suatu keputusan yang berat yang harus diambil dan dijalani oleh saya, apabila saya berada pada posisi tokoh Abram ini.
Contoh dalam cerita alkitab yang diangkat adalah, cerita Exodus, ketika umat Israel, di bawah pimpinan nabi Musa, keluar Mesir, menuju tanah Kanaan, tanah yang tidak pernah diketahui sebelumnya seperti apakah tempat itu. Namun, mereka tetap mau menjalani perjalanan panjang yang memakan waktu 40 tahun, dengan berbagai pertanyaan, terutama, makan apa? minum apa? dimana harus bermalam?? semuanya dijalani, demi tanah yang tidak diketahui letaknya dan keadaannya.
Sama seperti saya, kami, yang bekerja di tempat ini, bekerja dalam bidang usaha perintis keberadaannya di Merauke, bahwa dengan niat, keyakinan penuh, kita bisa menuju tujuan akhir. Masalah yang datang, bukan untuk memicu konflik diantara kita, tapi untuk semakin membuat kita menjadi tim yang solid, dan pribadi yang semakin tangguh. Timbul rasa kebanggaan saya, sambil memandang kagum dan bersyukur dalam hati, bahwa ditengah-tengah tempat ini, Tuhan mengirimkan seorang pemimpin yang rasional, namun juga sadar akan dirinya yang hanya manusia yang membutuhkan Tuhan untuk menjalani tiap detik kehidupannya.
Destination Nowhere, but surely, our destiny will full of blesses.....
ps: bless you, ngkong
No comments:
Post a Comment